Art of Game : Bully

Pada penulisan kali ini, saya berniat mengulas game yang sangat saya gemari semasa SMA. Adalah Bully, game rilisan Rockstar Vancouver versi Playstation 2 pada tahun 2006.

Photobucket

Bully biasa disebut GTA (Grand Theft Auto, game fenomenal rilisan Rockstar juga) versi sekolahan. Ya, gameplay Bully tidak jauh berbeda dengan GTA. Jika GTA tujuannya adalah menyelesaikan misi sekaligus menjalani hidup di Kota fiktif San Andreas, maka Bully dengan skala lebih kecil. Yaitu di sekeliling Sekolah bernama Bullworth Academy dan kota sekitarnya.

Karakter utama yang akan menjadi refleksi diri kita pada game ini adalah remaja pemberontak bernama James “Jimmy” Hopkins. Dari awal permainan kita sudah dibebaskan untuk bermain-main. Kita bisa menjalani hidup hanya dengan mengacau di sekolahan setiap hari, atau bisa juga menjalani misi-misi dan mini games yang tersedia. Tentunya untuk bisa menamatkan game ini, juga membuka banyak fitur lainnya pada game ini (seperti kota sekitar, kendaraan, dll.) kita perlu menjalani semua misi-misi yang tersedia. Termasuk diantaranya misi menyelesaikan pelajaran di kelas (akan ada alarm yang mengingatkan kita).

Satu hal yang pasti, sesuai dengan nama game ini ‘Bully’ kita akan menyelesaikan misi-misi yang berbau hal-hal pem-bullyan yang sangat tidak dianjurkan di dunia nyata. Seperti sekolah pada umumnya, para siswa terbagi ke beberapa kelompok sesuai minat dan hobi mereka. Ada ‘Nerd’, mereka yang kutu buku dan mudah ditemui di perpustakaan. ‘Jocks’ yang beranggotakan mereka yang suka olahraga dan sebagian besar tubuhnya berotot juga kuat berkelahi, dan masih ada geng-geng siswa lainnya.Disini, tokoh kita Jimmy Hopkins termasuk ke dalam geng Bully. Geng yang berisi preman-preman sekolah yang kerjaannya hanya bersantai-santai, berkelahi, dan mem-bully siswa lain.

Jimmy Hopkins sendiri, sebenarnya adalah anak yang cerdas. Meski begitu dia lebih menyukai hal-hal berbau fisik. Jimmy bisa berlari kemana-mana dengan cepat dan jago berkelahi. Tapi skill berkelahi ini tentunya akan kita asah sewaktu memainkannya. Teknik berkelahi Jimmy yang masih mentah pada awal game (sehingga susah untuk mengalahkan anak Jocks yang kuat), akan terus berkembang. Salah satunya dengan mempelajari teknik baru dari seorang tunawisma di sekitar sekolahan.

Jimmy juga bisa mengumpulkan banyak item yang collectable dari lingkungan yang ia jelajahi. Yang jika terkumpul dalam jumlah tertentu bisa menjadi sebuah item baru. Selain memungut benda-benda tersebut, dalam menjalani misi Jimmy juga diperkuat oleh beberapa senjata (tidak mematikan) yang diperoleh sesuai pengalamannya. Mulai dari kelereng, ketapel, senapan kaleng, hingga pelontar mercon.

Dengan kekuatan yang besar, diperlukan tanggung jawab besar. Kalimat ini berlaku pula untuk Jimmy. Dengan kekuatan yang dimiliki, kita tentu tergoda untuk sesekali menyerang para guru atau prefect di sekolah. Dan ini tentu berbahaya. Sekali saja kita menyerang cewek, guru, atau anak kecil, radar para prefect akan dengan cepat berusaha menangkap kita. Hukuman atau detensi yang diberikan tentu tidak main-main, yang paling berat tentu Jimmy akan disuruh memotong rumput lapangan football dan selesai dalam waktu yang ditentukan.

Photobucket

Plot
Plot pada game ini secara total terdiri atas 6 Chapter.
Chapter 1 : Making New Friends and Enemies. Jimmy diturunkan oleh orangtuanya di depan pekarangan sebuah sekolah. Bertemu dengan teman pertamanya, Gary, yang akan menuntunnya menyelesaikan misi-misi.
Chapter 2 : Rich Kid Blues. Setelah menyelesaikan chapter pertama, reputasi buruk Jimmy mulai terkenal. Di sini Jimmy akan bermasalah dengan geng Prep, yang berisikan anak-anak orang berada.
Chapter 3 : Love Makes the World Go Around. Senakal-nakalnya Jimmy, sebagai remaja puber tentu dia juga merasakan yang namanya jatuh cinta. Dan cewek yang ditaksir Jimmy adalah Lola, pacar Johnny Vincent, ketua geng Greasers (yang beranggotakan anak-anak bengkel berjaket kulit).
Chapter 4 : A Healthy Mind in a Healthy Body and Other Lies. Kali ini Jimmy memutuskan untuk bersahabat pula dengan Jocks. Sayangnya pada saat yang bersamaan, geng Nerds kehilangan simpati terhadap Jimmy .
Chapter 5: The Fall and Rise of Jimmy Hopkins. Jimmy sekarang berumur 15 tahun dan merupakan jagoan Bullworth Academy yang disegani semua kelompok. Sebelum sesuatu yang buruk terjadi, dan Jimmy dijadikan kambing hitam. Kali ini kita akan berjuang untuk mengembalikan nama baik Jimmy, dan musuh yang tak terduga.
Chapter 6: Endless Summer. Ini adalah chapter terakhir, dimana kita sudah menyelesaikan semua chapter sebelumnya. Sesuai judulnya, chapter ini tidak berakhir. Jadi ketika seluruh misi tamat, kita masih bisa bermain seterusnya. Seperti mengumpulkan item-item yang belum terkumpul, menyelesaikan mini games, menyelesaikan balapan, menjelajahi sekolah ataupun kota Bullworth, atau sekedar menjalani hidup a la Jimmy Hopkins.

Karakter :
-Jimmy Hopkins, Karakter Utama. Selain semua penjelasan tentang Jimmy di atas, kita tentu bisa meng-upgrade penampilannya. Cukup banyak hal yang bisa kita pilih untuk membuat tampang Jimmy (yang dari awal sudah terlihat bengal) menjadi semakin sangar, unik, atau bahkan absurd.
-Gary Smith, teman dekat Jimmy. Ambisinya adalah menjalankan sekolah. Gary juga adalah siswa kepercayaan Kepala Sekolah, Dr. Crabblesnitch.
-Pete Kowalski, biasa dipanggil “Petey”, adalah seorang siswa yang pemalu sekaligus minder. Menjadi orang kepercayaan Jimmy. Dan tetap menunjukkan loyalitasnya kepada Jimmy, sekalipun Gary sempat beralih dari Jimmy. Meski tidak memiliki fisik bagus dan tenaga kuat, pemikirannya yang taktis dan nasehat-nasehatnya sangat diperlukan untuk membantu sekaligus mengimbangi Jimmy.
-Zoe Taylor . Seorang cewek urban yang dikeluarkan dari Bullworth Academy oleh Dr. Crabblesnitch akibat komplain ketika ia dipukul oleh KepSek tersebut. Cukup banyak membantu Jimmy, dan pada akhirnya Jimmy akan membantu Zoe untuk kembali ke sekolah.
-Dr. Crabblesnitch. Kepala Sekolah angkuh sekaligus korup yang sangat suka memberi hukuman kepada para siswanya.

Photobucket

Banyak web-web khusus di bidang game memberi nilai bagus untuk game ini, salah satunya gamespot yang memberi poin 8.7/10 dari para kritikus game, dan 8.9/10 dari para user. Benar, nyaris menyentuh angka 9.0 yang berarti game ini sangat direkomendasikan untuk dimainkan.

Begitu juga dengan saya, dari beberapa game favorit di PlayStation 2, tentu saja ada nama Bully di dalam daftar. Ini game yang, karena mungkin tidak dirilis lagi di next-gen console, akan membuat saya tetap memainkan PS2 suatu hari nanti untuk sekedar bernostalgia, sebagai Jimmy Hopkins!

You can leave a response.

Leave a Reply